Libur Kecil Kaum Suram Telah Usai
Iwan
Fals, memiliki lagu berjudul “Liburan Kecil Kaum Suram” menginspirasi penulis membuat
judul yang hampir sama. Lagunya mengalun indah tampil utuh di Facebook pribadi
menghantarkan ku saat menulis artikel ini.
Liburan adalah momen yang
dinanti-nanti oleh banyak orang. Begitu pula bagi para guru/pendidik di
berbagai tingkatan sekolahan. Namun, tidak semua liburan membawa kebahagiaan
dan kenangan indah. Ada kalanya liburan justru disibukan dengan kegiatan lain
yang lebih merepotkan dan menekan, dengan kata lain bahwa apa yang dialami
seseorang saat musim liburan menjadi cerminan dirinya berada pada kehidupan
yang cerah atau dalam kehidupan yang suram.
Sekali lagi, Inspirasi muncul saat
penulis menscrol tampilan Facebook. Di lagunya yang apik beliau bawakan lagu
ini yang menggambarkan betapa liburan bisa menjadi ironi bagi sebagian orang. Coba
liat liriknya.
Liburan
Kecil Kaum Suram
Ciptaan : Iwan Fals
Nikmat kau hisap asap tembakau
Di bangku rumah kontrakan..Sore selesai
kerja sehari
Tunggu istri berdandan..Janji pergi
berkencan
Tak kalah dengan orang gedean
Dalam rasakan senang,,Walau lembaran
gaji sebulan
Hanya cukup untuk kakus,,Soal rekreasi
sih harus
Setianya anak istri,,Menantikan bahagia
Sehari bagaikan sang raja,,Selesai anak
istri berdandan
Tembakau kau matikan,,Jendela pintu lalu
kau kunci
Tentu tak sabar mereka pergi,,Stop bis
kota dengan pasti
Libur kecil kaum kusam,,Yang teramat manis begitu romantis
Walau sekali setahun,,Tuhan rangkullah..Jangan
kau tinggalkan
Waktu mereka,,Pergilah derita ini hari,,
Berilah tawa yang terkeras
Untuk obati tangis lalu limpahkan senang
paling indah
Agar luka tak nyeri Agar duka tak menari
Hiburan yang Tidak Bisa Dinikmati
Dalam lagu tersebut, Iwan Fals
menggambarkan kegembiraan yang seharusnya menyertai liburan. Namun, bagi
sebagian orang termasuk guru SMK dan SMA di Jawa Barat saat ini, liburan tidak
selalu berarti kebahagiaan. Ada berbagai faktor yang menyebabkan liburan menjadi
hal yang mengecewakan, di antaranya :
1.
Keterbatasan Finansial
Meskipun sudah tidak berlaku-bagi
guru saat ini yang telah menerima tunjangan sertifikasi, namun bagi mereka yang
berada dalam kondisi ekonomi yang kurang baik, liburan bisa menjadi beban tambahan.
Keterbatasan finansial membuat mereka tidak bisa menikmati liburan seperti
orang lain. Mereka mungkin harus tetap bekerja atau mencari cara untuk
menghidupi keluarga mereka, bahkan saat momen liburan.
2.
Kesehatan yang Menurun
Liburan seharusnya menjadi waktu
untuk beristirahat dan memulihkan diri. Namun, bagi mereka yang memiliki
masalah kesehatan, liburan justru bisa menjadi waktu yang penuh dengan
kecemasan dan rasa sakit. Perjalanan jauh atau kegiatan fisik yang melelahkan
bisa memperburuk kondisi kesehatan mereka.
3.
Keterbatasan Waktu
Ada banyak orang yang tidak memiliki
waktu untuk benar-benar menikmati liburan. Pekerjaan yang menumpuk, tanggung
jawab keluarga, dan berbagai kewajiban lainnya membuat mereka harus tetap
sibuk, bahkan saat seharusnya mereka bisa beristirahat.
Untuk orang yang gila kerja dengan
tingkat pengabdian yang tinggi dan pparipurna liburan sejati sering kali
dikaitkan dengan masa pensiun. Setelah bertahun-tahun bekerja keras, banyak
orang berharap bisa menikmati masa pensiun dengan liburan yang tenang dan
menyenangkan jauh darii gangguan dan tuntutan pekerjaan. Meskipun sebenarnya tidak
semua orang pensiunan bisa merasakan kebahagiaan ini. Ada beberapa tantangan
yang dihadapi oleh para pensiunan yakni seiring bertambahnya usia, masalah
kesehatan menjadi lebih umum. Penyakit kronis, keterbatasan fisik, dan
penurunan daya tahan tubuh bisa menghambat kemampuan untuk menikmati liburan.
Bahkan perjalanan singkat bisa menjadi tantangan besar ditambah masalah
finansial para pensiunan yang tidak mencukupi, biaya perawatan kesehatan yang
tinggi, dan kebutuhan hidup sehari-hari bisa membuat liburan terasa sulit
dicapai.
Hal lain yang sangat ditakutkan setelah pensiun adalah merasa kesepian dan terasing. Kita nanti akan kehilangan rutinitas harian, interaksi sosial, dan tujuan hidup yang jelas. Liburan yang seharusnya menjadi waktu untuk bersenang-senang bisa terasa kosong tanpa kehadiran orang-orang tercint
Bagi sebagian orang, dan ini
diyakini pula oleh saya sebagai penulis bahwa liburan sejati adalah saat mereka
dipanggil Tuhan Yang Maha Esa. Ini adalah konsep yang sering kali dihubungkan
dengan kedamaian abadi dan kebahagiaan tanpa akhir. Namun, ada berbagai
pandangan tentang apa yang terjadi setelah kematian dan bagaimana kita bisa
mempersiapkan diri untuk "liburan sejati" ini.
Saya sebagai muslim menyadari bahwa setiap agama memiliki pandangan yang berbeda tentang kehidupan setelah kematian. Beberapa agama percaya pada surga dan neraka, sementara yang lain percaya pada reinkarnasi atau kedamaian abadi. Keyakinan agama ini bisa memberikan penghiburan dan harapan bagi mereka yang menghadapi kematian. Bagi saya sebagai muslim tentu berharap diakhir menjelang pensiun dapat menikmati indahnya “Khusnul Khotimah” atau berakhir dengan baik sehingga kehidupan liburan setelah kematian menjadi tempat terindah untuk menjalani liburan selama-lamanya.
Lagu "Liburan Kecil Kaum
Suram" oleh Iwan Fals saat ini memang sudah tidak menggambarkan nasib guru
atau “Oemar Bakri” nya saat itu, saat ini konon gaji guru sudah lebih baik
dibanding mas itu, meskipun sekarang masih ada saja keterlambatan dan jadwal
pencairan yang ditunda dan berkala.
Liburan adalah konsep yang bisa
memiliki makna yang sangat berbeda bagi setiap orang. Bagi sebagian orang,
liburan adalah waktu untuk bersenang-senang dan beristirahat, sementara bagi
yang lain, liburan bisa menjadi cerminan dari kehidupan yang penuh dengan
kesulitan dan keterbatasan. Keduanya barangkali dapat dijadikan indikator kemajuan
dan kemunduran suatu bangsa.
Liburan sekolah, baik saat kita
masih aktif, pensiun maupun saat kita dipanggil Tuhan Yang Maha Esa, adalah
tentang menemukan kedamaian dan kebahagiaan yang sejati. Ini adalah perjalanan
yang membutuhkan persiapan, baik secara fisik, finansial, maupun spiritual.
Semoga kita semua bisa menemukan liburan sejati kita, dalam hidup ini maupun
setelahnya. Bagaimana dengan liburan mu ?