Ada Apa Dengan Perjalanan Hidup Nara
NARA CHARLOTTE Ada Apa Dengan
Perjalanan Hidup Nara?
Judul : Ada Apa Dengan Perjalanan Hidup Nara
Penulis : Lilis Marlina
Novel Karya Lilis Marlina mengisahkan tentang kehidupan seorang gadis yang bernama Nara Charlotte dan perihal yang terjadi dalam keluarganya. Kehidupannya penuh dengan kisah yang suka dan duka.
Disebuah Desa Melati di kampung Merah terdapat seorang kakek yang bernama Hermanto dia menikah dengan seorang nenek yang bernama ningsih lalu mereka mempunyai seorang anak laki-laki yang bernama sukarta. Setelah 7 tahun berjalannya rumah tangga mereka, tetapi pada akhirnya mereka telah bercerai.
setelah setengah tahun mereka bercerai kakek Hermanto menikah lagi dengan perempuan yang bernama ibu Halimah. Mereka hidup bahagia, sedangkan ibu Ningsih hanya hidup bersama anaknya dan tidak menikah lagi.
Setelah 2 tahun kakek Hermanto dan nenek Halimah menikah, Akhirnya ibu Halimah telah mengandung anak dari bapak Hermanto. Setelah 9 bulan ibu Halimah mengandung, akhirnya tiba waktunya melahirkan dan dia telah melahirkan seorang anak perempuan yang bernama Nurhayati, Setelah 8 tahun kemudian ibu Halimah melahirkan lagi seorang anak laki-laki yang bernama Badru Salam. Dam mereka pun hidup bahagia.
Sedangkan ibu Ningsih tidak menikah lagi dan dia hanya hidup berdua bersama anaknya yang bernama sukarta. Setelah 25 tahun kemudian, Anak ibu Ningsih pun sudah menikah dan mempunyai anak perempuan yang bernama nesa alina, Kemudian setelah 4 tahun Anak dari ibu Halimah pun Yaitu Nurhayati telah Menikah selama 1 tahun bersama seorang lelaki yang bernama Akbar dan mereka mempunyai seorang anak laki-laki yang bernama Sulaiman dan tidak lama kemudian adiknya Nurhayati yaitu Badru Salam Juga telah Menikah dengan seorang perempuan dari keluarga bapak kudus dan ibu entih yang bernama Charlotte dan mempunyai seorang anak Perempuan Yang bernama Nara Charlotte. Setelah itu Nurhayati pun telah mempunyai seorang anak lagi perempuan yang bernama Ainun Lahirnya pun hanya berbeda 1 bulan dengan Nara Charlotte.
Setelah 4 tahun kemudian Nara Charlotte pun telah tumbuh dengan sehat bersama keluarganya, tidak lama kemudian Badru salam dan Charlotte telah berpisah Karena Charlotte sudah tidak mau hidup bersama Badru salam yang hanya seorang kuli dan hanya hidup sederhana bersama keluarganya, Setelan mereka berpisah Nara tinggal bersama ayah dan keluarganya, dan ibunya Nara sering pergi ke luar kota untuk bekerja dan meninggalkan Nara, tetapi karena nara masih kecil dan dia tidak tahu kalau ibunya pergi ke luar kota untuk bekerja. Nara hanya bisa bertanya kepada ayahnya " ayah ibu dimana, apakah dia tidak mencariku " lalu Ayah berkata " Ibu ada tapi dia tidak disini nak dia juga pasti akan datang padamu tapi tidak sekarang " Nara berkata lagi kepada ayah " lalu ibu kemana ayah " Ayah pun menjawab" Ibu ada dirumahnya dian akan datang padamu sebentar lagi " Nara berkata lagi " Baiklah ayah ". Tidak lama kemudian ibunya Nara pun pulang dari luar kota dan dia menemui Nara, Ibu nara pun memeluk Nara dia sangat merindukan Nara, dan Nara pun senang karena ibunya pulang, lalu ibunya membawa Nara kerumah keluarganya tetapi ibunya harus meminta ijin terlebih dahulu kepada ayahnya Nara, dam ayahnya Nara pun telah mengijinkan Ibunya Nara untuk membawa Nara kerumahnya bahkan Nara boleh menginap bersama ibunya selama beberapa hari.
Setelah 6 tahun kemudian Nara pun telah masuk sekolah, dan dia di biayai oleh ayahnya, ayahnya pergi bekerja untuk Nara pekerjaan ayahnya adalah hanya mengangkat kayu di pundaknya, Setiap minggu ayah Nara selalu mengirimkan uang penghasilannya kepada Nara lewat teman ayahnya, setelah Nara akan masuk ke kelas 2 sd Ayah Nara pun menikah lagi, dan anehnya tanpa disengaja ayah Nara telah menikah lagi dengan perempuan yang namanya sama dengan ibunya nara dan Nara yaitu nama ibu baru Nara adalah Rina Charlotte. Nara pun tidak menyangka jika ibu barunya memiliki nama yang sama dengannya, tetapi nara sangat senang karena dia telah mempunyai ibu lagi walaupun dia bukan ibu kandungnya tetapi hanya ibu sambung. Nara sangat senang memiliki ibu tiri karena ibu kandungnya tidak bisa tinggal bersamanya dan tidak bisa selalu ada untuk Nara. Ketika Nara sedang menginjak kelas 3 sd ibu tiri Nara yaitu Rina Charlotte pergi keluar negeri untuk bekerja, 4 bulan kemudian ibu kandung nara telah menikah lagi dengan bapak Herlan, bapak Herlan sering pergi keluar kota bersama ibu Nara untuk bekerja, untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhannya, dan ketika ayah tiri Nara akan pergi ke luar kota bersama ibunya, Nara selalu meminta agar setiap ayah dan ibunya pulang kerumah harus selalu membawa apa yang Nara inginkan yaitu Nara selalu meminta Abon daging dan buah Strawberry, dan benar setiap ayah tiri dan ibu nara pulang mereka selalu membawa yang nara minta dan mereka tidak hanya membawa apa yang nara minta tetapi mereka membawa lebih untuk Nara dan Keluarganya. Dan setelah 3 bulan kemudian Ayah nara pergi lagi ke luar kota tetapi bu nara tidak ikut karena dia sedang mengandung, dan ternyata kandungannya sudah menginjak usia 4 bulan. Keesokan harinya Ayah dari ibu Nara yaitu bapak kudus pergi ke sawah untuk menanam padi, dan ketika dia akan pulang dia mencari kayu untuk bahan bakar dirumah tetapi dia tidak sengaja telah mengambil kayu milik nenek Ningsih yaitu mantan istri Kakek Nara yaitu Kakek Hermanto. Mereka bertengkar karena kakek Kudus telah mengambil kayu milik nenek Ningsih, dan kabarnya pun menyebar di seluruh kampung itu, dan saat itu Nara tidak dibolehkan untuk menginap di rumah keluarga ibunya ataupun tinggal bersama ibunya dan akhirnya mereka pun menyidangkan Nara mereka memperebutkan Nara untuk tinggal bersama keluarga dari salah satunya, dan ternyata Nara jatuh kepada tangan keluarga ayahnya, Nara sangat sedih karena tidak dibolehkan untuk bertemu ibunya sekalipun, selama 2 Minggu nara tidak bisa bertemu dengan ibunya Nqra selalu kabur untuk bisa bertemu dengan ibunya tetapi Nara tidak bisa karena saudara-saudara ayahnya selalu mencegah Nara untuk bertemu dengan ibunya, dan pada suatu hari Nara sedang bermain di rumah tetangganya yang aka mengadakan hajat syukuran khitanan, Nara dititipkan kepada tetangganya agar Nara tidak kemana-mana karena Ayah dan keluarganya akan pergi ke sawah, Mereka pun pergi ke sawah dan setelah siang kemudian sekitar jam 9 Anak adik ibu nara datang kepada Nara bersama anak-anak tetangga terdekatnya, Mereka datang dan berkata kepada Nara " Nara Nara ibu kamu meninggal" Nara oun langsung panik dan tidak percaya dan teman Nara berkata " ehh kamu nggak boleh gitu gimana kalo beneran meninggal " dan Nara pun berkata " ih dasar kamu yah nggak boleh gitu tahu" sambil mau menangis, lalu Nara pun ikut pergi bersama mereka dan Nara tidak perduli dia akan dimarahi atai apapun karena telah pergi tanpa ijin, dia pun pergi dengan berlari-lari setelah dia tiba disana dia melihat banyak orang dirumah keluarga ibunya Nara, Nara pun masuk dan nara melihat ibunya sedang berbaring di kerumuni banyak orang tidak sadarkan diri Nara langsung memeluk ibunya sambil menangis dengan sangat kencang " ibuu ibuu ini aku ibu" Nara pun terus menangis dan masuk ke kamar ibunya bersama bibi nya dan dia melihat baju-baju ibunya dia mencium baju-baju ibunya sambil menangis dan dia berkata didalam hatinya " ( tidak ini tidak mungkin tidak mungkin ibu pergi ) ". Nara kembali lagi keluar dan dia terus memeluk ibunya, saat itu ada seorang bapak habib yang memeriksa keadaan ibu Nara, dan dia berkata " yah ini sudah tidak bisa apa-apa jantungnya saja sudah tidak berdetak " setelah habib itu berkata seperti itu perlahan mata dan mulut ibunya pun mulai tertutup dan setelah 4 menit kemudian mata dan mulut ibu Nara pun tertutup lalu habib itu kembali memeriksa ibu Nara lalu habib berkata, " Inalillahi wainailaihi rojiun " dan semua orang yang berada disana pun mengucapkan kata itu sambil menangis, Nara langsung menangis sekencang-kencangnya dan bibi nya pun memeluk Nara sambil menangis dan mengelap tangisan Nara dengan tangannya, dan setelah itu ayah tiri nara pulang dengan menangis di sepanjang jalan karena mengetahui istrinya telah meninggal dunia, sesampainya dirumah ayaj tiri nara langsung memeluk nara sambil menangis dan ibu nara pun telah di makamkan pada waktu malam setelah isya karena telah menunggu ayah tiri nara pulang dari kota. Ibu Nara meninggal disaat nara akan naik ke kelas 4. Setelah hari itu ayah tiri dan semua keluarganya mencari tahu tentang kematian ibunya Nara, mereka mendatangi dukun di luar kampung nya yang bernama umar, disana dia menanyakan kenapa Charlotte atau ibunya Nara bisa meninggal begitu saja padahal sebelumnya dia sangat sehat, dan pak Umar itu berkata kepada kakek Kudus" Apakah kamu punya masalah dengan nenek yang berada disawah dan hanya memakai sarung kebat dan rumahnya di sebelah timur rumahnya berdempetan 2 Awal mulanya kematian ibunya Nara karena persekutuan antara kakek ku
Beberapa tahun kemudian Nara pun telah menginjak usia 15 tahun dan sudah masuk SMP kelas 9, pada waktu itu kakek nara yaitu Kakek Hermanto telah memiliki penyakit yang ada si lehernya sebelah kanan lehernya yaitu sebuah benjolan yang semakin hari semakin tambah parah penyakit yang di derita kakek Hermanto itu dan pada keesokan harinya kakek Hermanto telah dibawa ke Rumah Sakit Hermina Yang berada Di Sukabumi dan dia di daftarkan untuk mengoperasi benjolan yang ada pada leher sebelah kanannya, 3 Minggu kemudian kakek pun di bawa lagi ke RS Hermina itu tetapi masih belum bisa di operasi karena tubuh kakek tidak Stabil, sedangkan benjolan yang ada di leher kakek semakin membesar, akhirnya kakek dibawa ke habib dan di obati tetapi tetap seperti itu tidak ada perubahan malah semakin parah, Dan ayah nara pun mencoba membawa kakak hermanto ke orang pinter dan orang pinter berkata " Ayahmu sakit karena ilmu sirik " dan ayah nara berkata " Siapa itu pak " lalu bah dukun itu berkata " rumahnya ada di sebelah timur dan ada dua saling berdempetan. Dan ternyata rumah yang berdempetan 2 itu adalah rumah mantan istrinya dan anaknya yaitu ibu Ningsih dan anaknya sukarta. Dari situlah dimulainya permusuhan antara keluarga badru salam, awalnya keluarga badru salam tidak percaya bahwa ibu ningsih dan anaknya sukarta memiliki ilmu guna-guna, tetapi setelah 3 bulan kemudian kakek hermanto semakin parah sakitnya dan cucunya Nara Charlotte bermimpi bahwa kakek hermanto telah diberi bisa ular di lehernya di sebelah kanan dan memang benjolannya pun ada di sebelah kanan, lalu 4 hari kemudian ada seorang tetangga rumahnya berdampingan dengan rumah Badru Salam, tetangga itu tiba-tiba kesurupan lalu dia berkata kepada ayah nara " Aku akan mencekik ayahmu sampai dia mati " dan disana pun banyak orang menyaksikan tetangga yang kesurupan itu, llu ayah nara bertanya kepada dia " Kau siapa" dan dia pun menjawab " aku adalah nenek kunting yang telah dikirim oleh nyai ningsih, nyai ningsih sudah berjanji akan memberikan ku 1 buah kelapa tetapi dia belum memberi janjinya, dia selalu datang kepada ku setiap malam Selasa malam Rabu dan malam kamis, nyai ningsih datang dengan anak dan menantunya dia memberi ku rujak setiap malam malam-malam itu." lalu ayah Nara berkata" yahh nenek ningsih jelek," dan nenek kunting yang berada di dalam jiwa tetangga itu pun menjawabnya " hey jangan asal bicara kamu, kamu tidak tahu dia itu cantik sekali ." datanglah nenek ningsih bersama keluarganya sesampainya mereka disana nenek ningsih pun langsung berkata " ehh nyai kau ada disini nahh ini dia nyai yang cantik bersama menantunya dan anaknya yang telah memberi ku rujak dan makanan disetiap malam-malam itu dia yang sudah berjanji akan memberi ku 1 buah kelapa " maksud dari 1 buah kelapa itu adalah 1 orang manusia dan nenek ningsih pun tidak mengakui itu bersama keluarganya tetapi dia mengeluarkan nenek kunting dari dalam tubuh tetangga itu. Dari sinilah semua orang tahu bahwa nenek ningsih mempunyai ilmu guna-guna dia menggunakannya untuk menyakiti orang lain yang dia iri, alasan nenek ningsih dan keluarganya menyakiti kakek hermanto itu karena dia menginginkan harta kekayaan yang dimiliki kakek hermanto. 1 bulan kemudian disaat waktu subuh Nara sedang mengaji bersama neneknya Halimah dan sepupu nya Ainun lalu nenek memanggil ayah nara untuk melihat kakek Hermanto karena kakek hermanto terlihat seperti menghembus hembuskan nafas setelah 3 menit kemudian kakek hermanto menghembuskan nafas terakhirnya di pelukan ayah nara nenek Halimah. nara bersama sepupunya langsung menangis karena kakek hermanto telah meninggal dunia, siang oun telah tiba dan kakek hermanto telah di mandikan, nara sangat emosi kepada nenek Ningsih yang telah menyakiti kakek Hermanto dia menangis kencang dan akan lari untuk memarahi nenek ningsih dan keluarganya tetapi Nara ditahan oleh semua orang disana agar tidak pergi menemui nenek ningsih dan keluarganya, karena semua orang tahu jika nara pergi kesana nara juga pasti akan di diguna-gunai oleh nenek ningsih. akhirnya Nara Charlotte pun berduka kembali atas kematian kakeknya dan nara berbicara di dalam hatinya " dulu ibu ku yang dia bunuh sekarang kakek ku dia buat meninggal kenapa dia harus seperti itu kepada keluarga ku padahal kan sukarta juga anak kakek ku tapi kenapa dia bisa rela begitu saja menyakiti sekaligus membunuh ibuku dan kakek ku dia tega sekali telah membunuh ayahnya sendiri ". Dan setiap nara bertemu dengan keluarga nenek ningsih dia selalu diam dan tatapannya pun sangat tajam kepada nenek ningsih maupun menantunya anaknya dan cucunya. Nara sangat membenci keluarga mereka karena mereka lah yang telah membuat kakek dan ibu nara meninggal. awalnya kematian ibunya nara karena perselisihan antara kakek Kudus dengan nenek ningsih, yang akan mengguna gunai kakek kudus tetapi nenek ningsih salah malah mengenai anaknya kakek Kudus yaitu ibunya nara dengan kejadian ada seekor ayam hitam yang langsung merontak kepada ibu Charlotte dan ibu Charlotte pun terjatuh dan tidak sadarkan diri waktu itu dia hanya sendiri dan tidak ada siapa-siapa, dia ditemukan oleh adik ibunya dan adiknya sedang berbaring di tanah dan mengeluarkan busa dari mulutnya dan ternyata sampai meninggalnya. dan kejadian dengan kakek hermanto karena harta kekayaan yang dimiliki Hermanto takut diberikan kepada anaknya Nurhayati dan Badru salam, sedangkan sukarta tidak diberi padahal tidak ada satu orangpun yang diberi harta kekayaan oleh kakek hermanto. Dan Nara pun semakin lama bisa melupakan kejadian yang telah menimpanya dan keluarganya Nara akhirnya hidup bahagia bersama keluarganya dan ibu tiri nya sangat menyayangi Nara karena dia sebelumnya tidak memiliki seorang anak. Nara akhirnya telah lulus SMP dan dia melanjutkan sekolahnya di SMKN 1 Sukanegeri yang sangat jauh dari rumahnya dan dia mencari tempat tinggal di dekat sekolah nya dan ternyata sekolahnya memiliki tempat penginapan untuk anak sekolah yang jauh dari rumahnya yaitu asrama. Dan sampai sekarang nara masih sekolah di SMKN 1 itu. Dan nara hanya hidup mandiri di asramanya dan setiap 2 bulan dia di kirimkan bekal dari keluarganya berupa uang dan beras serta kebutuhan Nara lainnya. Nara tinggal di asrama bersama temannya di asrama itu dan kebetulan asrama nya pun dekat dengan pembimbing asrama nya sehingga keluarga Nara tidak khawatir Nara jauh dengan mereka karena ada pembimbing atau guru Nara yang asramanya dekat dengan nara jadi Nara terpantau.
Sekian cerita dari saya ini menggambarkan dari kisah nyata saya sendiri bersama keluarga saya. Saya menceritakannya sambil menangis karena mengingat almarhum ibu dan kakek saya mungkin ceritanya memang kurang jelas karena saya tidak bisa menceritakan nya secara sempurna dan mungkin masih banyak kurangnya.
Terimakasih.