Ghibah : Dosa yang sering terlewat, Mengapa harus dihindari?
Penulis: Ahmad Nur Syamsi, M. Pd.I
Guru SMK Negeri 1 Karangtengah
Membicarakan orang lain atau dalam
islam disebut ghibah, adalah sesuatu yang terjadi hampir dimana-mana. Banyak
orang menganggapnya sepele, padahal ghibah adalah dosa besar yang bisa merusak
hubungan antarmanusia dan mengurangi pahala.
Apa itu Ghibah?
Ghibah adalah menyebutkan kelemahan atau aib seseorang, bahkan jika hal itu benar adanya tetapi dilakukan di belakang orang
terebut. Ini adalah definisi yang diberikan oleh Rasulallah S.A.W sendiri
artinya “Jika kita membicarakan kekurangan masalah atau hal pribadi seseorang
di belakangnya meskipun apa yang kita katakan itu benar, maka itu tetap temasuk
ghibah. Ghibah bisa berupa ucapan, tulisan, gerakan isyarat, bahkan ekspresi
wajah yang menunjukan celaan tehadap orang lain.
Siapa yang teribat dalam
Ghibah?
siapa saja bsa terlibat alam ghibah seperti teman, kerabat,
rekan kerja, tetangga, atau orang yang tidak kenal. Selain itu, orang yang mendengar
ghibah tanpa berusaha
menghentikannya juga ikut
berdosa.
Dala suatu pertemuan yang penuh ghibah baik penyebab maupun pendengar semuanya
terlibat dalam dosa ini.
Kapan Ghibah sering terjadi?
Ghibah bisa terjadi kapan saja dan dimana saja,namun, beberapa situasi dan tempat yang sering menjadi sumber ghibah adalah:
1.
Saat berkumpul dengan teman atau keluarga:
Obrolan santai seringkali beralih ke
pembicaraan mengenai orang lain.
2.
Di
lingkungan kerja atau sekolah: Gosip dan pembicaraan negatif tentang rekan
kerja atau teman sering
muncul.
3.
Melalui media sosial: Komentar
negatif atau pembicaraan terbuka tentang orang lain di platform online juga termasuk dalam ghibah.
4.
Saat ada konflik atau ketidakpuasan: Rasa marah atau kecewa terhadap
seseorang seringkali diluapkan dengan membicarakan kelemahannya.
Dimana Ghibah Paling
Banyak Terjadi?
Tidak ada batasan tempat untuk perbuatan ghibah. Ia bisa terjadi di berbagai tempat,
seperti:
1. Rumah: Mungkin terjadi saat berbicara di ruang tamu atau meja makan.
2. Kantor atau Sekolah:
Saat istirahat atau di antara
jadwal kerja.
3. Tempat Umum: Seperti kafe, pasar, atau masjid (meskipun tempat ibadah seharusnya dihindari).
4. Dunia Maya: Melalui grup percakapan online,
kolom komentar, atau platform media
sosial lainnya.
Mengapa (Why) Ghibah Dianggap
Sebagai Dosa Besar?
Terdapat
berbagai alasan mengapa ghibah
dianggap dosa besar yang dalam:
1. Menyakitkan
Perasaan Orang Lain: Meskipun orang yang disebut tidak mengetahuinya, Allah swt
mengetahuinya. Ghibah merupakan bentuk kezaliman terhadap kehormatan seseorang.
2. Diibaratkan
Seperti Memakan Daging Saudara Sendiri: Al-Qur'an secara tegas membandingkan ghibah seperti memakan daging saudara yang telah mati.
Ini adalah perumpamaan yang sangat menjijikkan untuk menunjukkan betapa
buruknya perbuatan ini (QS. Al-Hujurat: 12).
3. Mengurangi
Pahala: Dosa ghibah bisa menghilangkan pahala kebaikan yang telah dikumpulkan.
Di akhirat, pahala yang kita terima bisa saja diberikan kepada orang yang digunjingi.
4. Menunjukkan
Kelemahan Diri: Orang yang sering ghibah biasanya memiliki hati yang kotor, kurang bersyukur, atau merasa iri terhadap orang lain.
Bagaimana Cara Menghindari Ghibah?
Menghindari
ghibah memerlukan kesadaran dan usaha yang
sungguh-sungguh:
1. Selalu Ingat
Azab Allah: Ingatlah
perumpamaan memakan daging
saudara sendiri serta konsekuensi di akhirat.
2. Fokus
pada Diri Sendiri: Sibukkan diri dengan memperbaiki kelemahan dan aib diri
sendiri, bukan mencari kesalahan orang lain.
3. Berprasangka
Baik (Husnudzon): Usahakan selalu memperbaiki pendapat terhadap orang lain.
Jika ada hal yang mencurigakan, carilah alasan pembenaran yang baik.
4. Pilih
Lingkungan Pertemanan: Dekatlah dengan orang-orang yang tidak suka ghibah dan
jauhkan diri dari lingkungan yang sering melakukan perbuatan ini.
5. Perbanyak
Berzikir dan Membaca Al-Qur'an: Tingkatkan pengingatan akan Allah dan baca ayat-ayat-Nya untuk
membersihkan hati dan melindungi pikiran dari hal-hal negatif.
Ghibah adalah suatu penyakit hati yang serius. Marilah kita menjadikan
peringatan ini sebagai pengingat untuk menjaga
lisan, membersihkan hati,
dan menciptakan lingkungan sosial yang lebih positif serta saling menghormati.
Sudahkah kita melakukan muhasabah diri dari dosa yang satu ini?